Lompat ke konten
Home » Blog » Apa Nama Rumah Adat di Bangka Belitung?

Apa Nama Rumah Adat di Bangka Belitung?

nama rumah adat bangka belitung

Penasaran dengan nama rumah adat Bangka Belitung? Indonesia terkenal dengan kekayaan budaya dan adatnya yang beragam. Setiap suku di Indonesia memiliki ciri khas yang dapat dilihat dari rumah adat mereka. Salah satunya adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang memiliki rumah adat dengan keunikan tersendiri.

Rumah adat di Bangka Belitung memiliki ciri khas, termasuk atap yang dipengaruhi oleh unsur Tionghoa dan bentuk yang melengkung seperti pelana kuda. Jika Anda penasaran dengan bentuk dan nama rumah adat Bangka Belitung, yuk lanjut baca artikel ini!

Nama Rumah Adat Bangka Belitung

Indonesia menjadi destinasi wisata yang diminati oleh banyak wisatawan internasional karena keunikan budaya yang dimilikinya. Salah satu daya tarik utama adalah keragaman budaya yang ada di berbagai tempat di Indonesia, termasuk rumah adat.

Rumah adat menjadi salah satu keunikan Indonesia yang memikat para wisatawan. Setiap daerah memiliki desain rumah adatnya sendiri, dan rumah adat Bangka Belitung adalah salah satunya. Nah berikut nama rumah adat Bangka Belitung, keunikan dan filosofinya:

1. Rumah Adat Limas

Rumah adat ini mengadopsi dari rumah adat Sumatera Selatan, nama rumah adat Bangka Belitung ini adalah rumah limas karena atapnya menyerupai bentuk limas. Ciri khas bangunan ini adalah luas, bertingkat, atau yang dikenal sebagai bengkilas. Bahan utama rumah ini adalah kayu, dengan tiang menggunakan kayu ulin yang kuat, sementara dinding, pintu, dan lantainya menggunakan kayu tembesu yang umum di Sumatera Selatan.

Penggunaan kayu ini memiliki makna filosofis bagi masyarakat Bangka Belitung, melambangkan kedekatan dengan alam dan kesederhanaan. Namun, beberapa pemilik rumah juga menggunakan tanah liat untuk bagian atapnya.

Pemilihan rumah limas ini disesuaikan dengan status sosial masyarakatnya. Yaitu dengan mayoritas penghuni berasal dari keturunan kesultanan Pelambang, pejabat pemerintah masa Hindia Belanda, dan para saudagar kaya.

Keunikan Rumah Adat Limas

Keunikan rumah adat ini terletak pada keberadaan dua tangga yang terletak di sisi kanan dan kiri rumah. Tangga ini berfungsi sebagai akses masuk dan keluar rumah, menjadikannya sebagai ciri khas rumah Limas. Hal ini berbeda dengan kebanyakan rumah yang hanya memiliki satu tangga di bagian depan.

Selain itu, rumah limas juga memiliki keunikan lain, yaitu tingkat ketinggian lantai yang berbeda-beda, yang dikenal sebagai bengkilas. Biasanya, ruangan dengan lantai tertinggi digunakan untuk acara hajatan, sementara lantai tertinggi juga menjadi tempat bagi tamu istimewa. Sedangkan lantai dengan ketinggian yang tidak terlalu tinggi diperuntukkan bagi tamu biasa.

Bagian-Bagian Rumah Adat Limas

Rumah limas terbagi menjadi beberapa ruangan yang memiliki fungsi yang berbeda, antara lain:

  1. Kekijing pertama, atau yang dikenal sebagai pagar tenggalung, merupakan ruangan tanpa pagar pembatas yang sering digunakan untuk menerima tamu saat ada acara adat.
  2. Kekijing kedua, yang biasa disebut Jogan, merupakan tempat khusus untuk para laki-laki berkumpul.
  3. Kekijing ketiga adalah ruangan yang biasanya digunakan untuk menerima handai tolan yang sudah tua.
  4. Kekijing keempat adalah tempat bagi undangan yang memiliki hubungan kekerabatan yang lebih dekat dan dihormati, seperti Datuk.
  5. Kekijing kelima, atau yang dikenal sebagai gegajah, adalah ruangan terluas dalam rumah limas. Ruangan ini terbagi menjadi tiga bagian. Yaitu pengkeng sebagai pembatas antar ruangan, amben tetuo sebagai tempat keluarga inti, dan danamben sebagai balai musyawarah.

Filosofi Rumah Adat Limas

Rumah limas ini memiliki lima tingkatan yang mencerminkan hierarki kehidupan masyarakat, yakni usia, jenis kelamin, bakat, pangkat, dan martabat. Tingkatan ini juga berfungsi sebagai penanda garis keturunan seseorang.

Pada tingkat pertama, digunakan oleh golongan kiagus, di tingkat kedua untuk Masagus dan kemas, serta tingkat ketiga untuk Raden. Di bagian atap rumah, terdapat ornamen handuk dengan motif melati yang melambangkan mahkota sebagai simbol kerukunan dan keagungan.

Baca Juga: Bangka Belitung Terkenal dengan Apa Saja?

2. Rumah Panggung

Nama rumah adat Bangka Belitung yang berikutnya adalah Rumah Panggung yang merupakan representasi yang jelas dari keberagaman budaya di Sumatera. Yaitu dengan pengaruh kuat dari budaya Melayu.

Bangunan ini masih dapat ditemukan di wilayah Bangka Belitung, menampilkan gaya arsitektur yang menggabungkan elemen-elemen dari Melayu Awal, Melayu Bubungan, dan Melayu Bubungan Limas. Material yang digunakan untuk konstruksi rumah adat ini termasuk kayu, daun kering, bambu, Riyan, akar pohon, dan alang-alang. Atapnya biasanya tinggi dengan bentuk bangunan yang sedikit miring.

Rumah adat panggung ini juga memiliki jumlah jendela yang cukup banyak jika dibandingkan dengan rumah panggung pada umumnya. Dindingnya dibuat dari pelepah pisang atau kadang-kadang dari papan kayu. Secara keseluruhan, rumah ini memiliki sembilan tiang, mengikuti tradisi nenek moyang masyarakat Bangka Belitung.

Meskipun jumlah tiangnya banyak, hanya satu yang berperan sebagai tiang utama, ditempatkan di tengah rumah sebagai pondasi utama. Tiang utama ini dipasang pertama kali saat pembangunan, sementara tiang lainnya disusun mengikuti arah garis lintang dan bujur dari tiang utama.

Salah satu keunikan lainnya adalah rumah adat ini tidak dicat atau diwarnai. Dindingnya dibiarkan dalam keadaan aslinya, dengan atap datar tanpa gelombang dan kemiringan yang ringan. Meskipun masih bisa ditemukan pada tahun 1980-an, rumah adat Bangka Belitung kini semakin jarang ditemui.

Filosofi Rumah Panggung

Rumah panggung khas Bangka Belitung harus mempertahankan warna asli dari material yang digunakan dalam pembuatannya dan tidak boleh dicat. Tujuannya adalah untuk memastikan kesetaraan dalam kesejahteraan bagi penduduk Bangka Belitung, tanpa membedakan mereka berdasarkan tampilan rumah.

Penggunaan rumah tanpa cat juga menggambarkan nilai kesederhanaan, yang merupakan bagian integral dari persatuan.

Bagian-Bagian Rumah Adat Panggung

Untuk bagian rumah adat panggung Bangka Belitung terdiri dari beberapa bagian seperti berikut:

Biasanya, rumah adat panggung ini terdiri dari empat bagian ruangan, antara lain:

  1. Rumah bagian depan berfungsi sebagai tempat menerima tamu.
  2. Ruang utama atau ruang keluarga digunakan untuk berkumpul bersama keluarga.
  3. Los berperan sebagai penghubung antara ruang keluarga dan kamar-kamar penghuni.
  4. Bagian belakang rumah digunakan sebagai dapur, ruang makan, kamar mandi, dan tempat penyimpanan.

Namun, tidak semua rumah panggung memiliki pembagian ruangan yang sama. Ada juga yang hanya terdiri dari dua ruangan, yakni ruang utama dan ruang depan.

Baca Juga: Mengenal Kota Belitung dan 8 Julukannya

3. Rumah Adat Rakit

Nama rumah adat Bangka Belitung yang terakhir adalah Rumah Rakit yang merupakan warisan berharga yang telah ada sejak zaman kerajaan Sriwijaya. Dahulu, rumah ini bukan hanya tempat tinggal, melainkan juga tempat singgah bagi berbagai kalangan, termasuk orang-orang dari Cina, Spanyol, Inggris, Belanda, dan negara lain yang mengunjungi wilayah tersebut.

Selain sebagai tempat tinggal, rumah rakit ini juga digunakan sebagai gudang penyimpanan barang dagangan Belanda, mencerminkan peran pentingnya dalam kegiatan ekonomi. Rumah rakit ini dibangun di atas rakit, menggunakan bahan material utama dari bambu manyan yang memiliki ukuran besar untuk daya apung yang optimal.

Namun, kadang juga menggunakan balok kayu yang mudah ditemukan di hutan Bangka Belitung. Dindingnya terbuat dari papan kayu atau cacahan bambu yang dianyam, dikenal sebagai pepuluh, sementara atapnya terbuat dari daun nipah kering dan rotan.

Arsitekturnya dipengaruhi oleh budaya Melayu dan sedikit unsur budaya Tionghoa. Meskipun sederhana dengan hanya dua ruangan. Yaitu satu untuk kamar tidur dan yang lain untuk kegiatan sehari-hari, rumah ini sangat menguntungkan sebagai tempat tinggal.

Dapur umumnya berada di luar rumah. Dengan keindahan dan kekuatan arsitektur serta lokasinya yang berada di pinggir sungai, rumah rakit ini dianggap sebagai sumber berkah dan rezeki bagi masyarakat setempat.

Filosofi Rumah Rakit

Bangka Belitung merupakan sebuah kepulauan yang terdiri dari Pulau Bangka, Pulau Belitung, dan beberapa pulau kecil lainnya. Wilayah ini sebagian besar terdiri dari perairan, mencapai sekitar 40 persen dari total wilayahnya.

Oleh karena itu, penduduknya telah beradaptasi dengan membuat rumah di atas air, yang dikenal dengan sebutan rumah rakit. Gaya rumah rakit ini juga dipengaruhi oleh rumah tradisional khas Palembang.

Pada masa lampau, Kesultanan Palembang melarang warga asing, termasuk warga Tionghoa, untuk membangun tempat tinggal di daratan. Akibatnya, mereka mulai mendirikan rumah di sepanjang sungai Musi.

Namun, proses mendirikan rumah rakit tidak dilakukan secara sembarangan. Sebaliknya, diperlukan musyawarah antara keluarga, termasuk suami, istri, orangtua, dan tetangga. Hal ini bertujuan untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain.

Itulah nama rumah adat Bangka Belitung yang mungkin Anda ketahui. Mungkin Anda tertarik untuk liburan ke pulau Belitun, Wisatabelitung.net menyediakan berbagai paket wisata Belitung dengan harga terjangkau dan pelayanan memuaskan.